Gunung Palasari (1.852 m dpl) memang tak terlalu populer bahkan bagi warga Bandung, mungkin lebih terkenal nama jalan Palasari sebagai tempat penjualan buku diskon itu. Popularitas gunung ini kurang beken dibanding gunung lain sekitar Bandung seperti Tangkuban Parahu, Bukittunggul dan Manglayang. Salah satunya barangkali karena ukurannya yang lebih kecil dari gunung-gunung yang lain. Namun bila anda memandang ke arah Utara dari kota Bandung akan mudah terlihat sebuah gunung berbentuk segitiga yang sempurna. Itulah gunung Palasari, disebelah kiri belakangnya akan tampak gunung Bukittunggul dan disebelah kanannya adalah gunung Manglayang.
Saat pertama kali mendaki gunung Palasari pada tahun 1993 saya harus rela berjalan kaki dari daerah Patrol, desa Suntenjaya, tempat angkutan desa dari Lembang berakhir. Jalan koral yang berdebu itu amat sepi, hanya terik matahari yang menemani perjalanan sepanjang kebun kina itu. Selain jalanan batu yang rusak, jalan ini memang bukan jalur wisata hingga amat jarang dilewati kecuali untuk kepentingan perkebunan. Namun kini perjalanan bisa dilanjutkan dari Patrol dengan menyewa ojek yang selalu mangkal disana, bahkan bila kita membawa kendaraan sendiri maka tinggal meneruskan saja hingga ke kaki gunungnya karena jalan sudah beraspal. Alternatif lain yaitu datang dari arah Ujungberung menuju ke desa Palintang, lalu meneruskannya menuju kaki gunung Palasari. Dari sinipun jalan sudah beraspal hingga banyak kendaraan yang lalu lalang. Setiap hari libur jalur ini merupakan salah satu favorit untuk bersepeda.
Bila dulu selalu melewati jalur ini dengan berjalan kaki, kini karena jalan sudah beraspal rasanya lucu juga bila memaksakan berjalan. Selama masih ada akses kendaraan, maka tenaga harus dihemat. Begitulah prinsip saya sekarang, sehingga jalur Cibodas – Palintang kini selalu dilewati dengan menumpang kendaraan. Tak memerlukan kendaraan 4×4 untuk sampai disini, nanti bisa diparkir di sebuah lapangan luas di daerah yang dinamakan Gunung Kasur. Namun bila menggunakan kendaraan four wheel drive tetap saja kami akan selalu berusaha menghindari jalan aspal melainkan mencari jalanan koral di sisi-sisi perkebunan yang lain. Setidaknya suasananya masih tak jauh berbeda dengan masa lalu, jadi bisa menikmati sedikit romantisme masa-masa young guns.
Jalan setapak menuju puncak gunung, merupakan sebuah “perempatan” antara jalan koral menuju Pangparang, jalan setapak menuju puncak Palasari dan jalan aspal kebun kina. Bila kita memarkirkan kendaraan di lapangan Gunung Kasur, berjalan kaki di jalan aspal menuju jalur setapak ini tak lama paling hanya lima menit. Dari awal jalur setapak menuju puncak pun tak memakan waktu lama sekitar satu setengah jam dengan perjalanan yang tak tergesa-gesa. Hanya saja karena jarang dilewati jalan setapak kadang kurang jelas dan semak berduri maupun robohan pohon kerap menutupi jalan.
Selain hutannya yang lebih homogen, tak ada yang aneh di gunung Palasari, sama saja dengan gunung-gunung lain disekitarnya. Dulu ada semacam undak-undak seperti kuburan di atasnya. Menurut cerita konon undak-undak itu merupakan peninggalan manusia prasejarah Bandung pada zaman batu besar (megalithik). Sehingga tak heran banyak cerita-cerita dari beberapa penduduk bahwa Palasari adalah gunung yang angker. Memang ditempat tersebut terkadang dijadikan tempat untuk berziarah dan memberikan sesaji. Namun ketika mengunjunginya kembali di tahun 2016 ini sulit menemukannya lagi, mungkin karena sudah terlalu lama juga.
Walau bukan gunung berapi dan tampak mungil, gunung Palasari sebenarnya menyimpan kekuatan alam yang destruktif. Kawasan ini merupakan salah satu sesar aktif di pulau Jawa yang berhubungan dengan aktivitas gunung Sunda purba. Seperti diketahui setelah gunung Sunda purba meletus dengan dahsyat, disekitar kaki gunungnya tumbuh gunung-gunung parasit seperti Bukittunggul dan Palasari. Daerah ini merupakan ujung timur Sesar Lembang, terletak antara Gunung Manglayang dan Bukit Tunggul. Sesar aktif sepanjang 22 kilometer merupakan retakan di kerak bumi membelah daerah Maribaya hingga Cisarua, beberapa bagian sesar Lembang yang terangkat ini, antara lain adalah Gunung Palasari ( lihat Menonton Gunung Menangkap Awan di Patahan Lembang ) .
Dari arah perkebunan kina, yaitu disekitar daerah gunung Kasur, pemandangan ke arah gunung Palasari merupakan salah satu view paling indah di Bandung. Dari sini gunung Bukittunggul maupun Manglayang tak terlihat karena terhalang oleh bukit-bukit kina, sehingga gunung Palasari tampak megah didepan mata. Saya tak akan bosan-bosannya mengagumi view itu walau telah berkali-kali melewatinya, bahkan membuka bekal makan siang atau meliwet nasi di bedeng yang terletak disitu, sambil ditemani kesyahduan alam di sekitar. Saya memang harus merelakan untuk mengubur romantisme jalur klasik ini, namun setidaknya di beberapa spot tempat yang hanya segelintir orang saja yang tahu, sebuah keindahan masih dapat dinikmati dengan syahdu. Saya merasa termasuk yang beruntung. @districtonebdg